Usai menanggalkan jabatan sebagai CEO dan Presiden Direktur Indosat Ooredoo, Alexander Rusli mengaku belum memiliki kesibukan yang akan menyita waktunya. Namun begitu, bukan berarti Alex tak memiliki kesibukan.
Saat ini, ia mengaku mulai membenamkan modal untuk dua perusahaan rintisan (startup)yang fokus di bisnis cathering dan sharing alat untuk isi ulang baterai ponsel. Mengenai alasannya terjun ke dunia startup, Alex menuturkan hal itu sudah menarik minatnya sejak masih menjabat sebagai orang nomor satu Indosat Ooredoo.
"Selama ini sebenarnya saya sudah tertarik di startup dan ekosistem digital. Sebenarnya menghidupkan dunia telko juga butuh konten dari luar, hanya di Indonesia kondisinya di bidang itu masih butuh orang yang percaya dan mau menanamkan uangnya di sana," jelas Alex disela acara perpisahan sebagai CEO Indosat di Restoran Seribu Rasa, Jakarta Pusat, Jumat (17/11).
Ia menjelaskan alasan dibalik ketertarikannya terhadap dua startup itu. Menurutnya, Red Candy — perusahaan pemesanan makanan untuk perusahaan besar atau pabrik membuat platform untuk merangkul UKM menyediakan makanan dan menu yang berbeda setiap harinya. Dengan begitu, Alex menjelaskan perusahaan tak perlu lagi melakukan tender ulang selama berkali-kali.
Sementara startup yang kedua, berfokus pada layanan berbagi alat untuk isi ulang baterai ponsel. Pria berkacamata ini menyebut, startup kedua yang didanainya sejauh ini belum memiliki nama, tetapi idenya sudah membuatnya ‘jatuh cinta’.
"Untuk startup kedua, rencananya baru akan diluncurkan Desember nanti, masih cari nama. Tapi ide mereka luar biasa, bisa membuat sesuatu yang tidak terpikirkan oleh orang seumuran saya," terangnya.
Pria berusia 46 tahun ini menjelaskan, kedepannya selain mendanai sejumlah startup ia juga akan mencari rutinitas yang sifatnya fulltime. Namun, ia belum bisa menentukan apakah akan kembali melabuhkan diri di bidang telekomunikasi atau tidak.
Namun, ia memastikan diri tidak akan mendirikan startup sendiri yang diklaim bukan menjadi kekuatannya.
"Sampai Februari nanti saya masih akan observasi untuk melihat arah industri akan seperti apa. Dunia digital memang mendistraksi semua bidang, bisa dilihat industri yang banyak berubah justru industri lain yang menggunakan telekomunikasi untuk mendigitalisasi bisnis mereka," jelasnya. (evn)
Saat ini, ia mengaku mulai membenamkan modal untuk dua perusahaan rintisan (startup)yang fokus di bisnis cathering dan sharing alat untuk isi ulang baterai ponsel. Mengenai alasannya terjun ke dunia startup, Alex menuturkan hal itu sudah menarik minatnya sejak masih menjabat sebagai orang nomor satu Indosat Ooredoo.
"Selama ini sebenarnya saya sudah tertarik di startup dan ekosistem digital. Sebenarnya menghidupkan dunia telko juga butuh konten dari luar, hanya di Indonesia kondisinya di bidang itu masih butuh orang yang percaya dan mau menanamkan uangnya di sana," jelas Alex disela acara perpisahan sebagai CEO Indosat di Restoran Seribu Rasa, Jakarta Pusat, Jumat (17/11).
Sementara startup yang kedua, berfokus pada layanan berbagi alat untuk isi ulang baterai ponsel. Pria berkacamata ini menyebut, startup kedua yang didanainya sejauh ini belum memiliki nama, tetapi idenya sudah membuatnya ‘jatuh cinta’.
"Untuk startup kedua, rencananya baru akan diluncurkan Desember nanti, masih cari nama. Tapi ide mereka luar biasa, bisa membuat sesuatu yang tidak terpikirkan oleh orang seumuran saya," terangnya.
Pria berusia 46 tahun ini menjelaskan, kedepannya selain mendanai sejumlah startup ia juga akan mencari rutinitas yang sifatnya fulltime. Namun, ia belum bisa menentukan apakah akan kembali melabuhkan diri di bidang telekomunikasi atau tidak.
Namun, ia memastikan diri tidak akan mendirikan startup sendiri yang diklaim bukan menjadi kekuatannya.
"Sampai Februari nanti saya masih akan observasi untuk melihat arah industri akan seperti apa. Dunia digital memang mendistraksi semua bidang, bisa dilihat industri yang banyak berubah justru industri lain yang menggunakan telekomunikasi untuk mendigitalisasi bisnis mereka," jelasnya. (evn)
EmoticonEmoticon